BLORA, POJOKBLORA.ID – Ketahanan pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam upaya mendukung program ini, peran masyarakat semakin ditekankan, terutama dalam menerapkan pola konsumsi beragam dan efisien dalam pemanfaatan bahan pangan.
Salah satu langkah strategis yang didorong pemerintah adalah diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras. Masyarakat dianjurkan mengonsumsi alternatif sumber karbohidrat seperti jagung, sagu, dan singkong guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dhany Hamid, seorang petani muda asal Kabupaten Blora, menyoroti potensi besar organisasi masyarakat (ormas), media, dan LSM dalam menyukseskan program ini. Ia menilai, jika setiap anggota organisasi memiliki kesadaran untuk menanam tanaman pangan di halaman rumahnya, ketahanan pangan akan lebih mudah terwujud.
"Saya melihat potensi besar dari ormas, media, dan LSM di Blora. Jika setiap anggota memiliki halaman yang ditanami cabai, terong, kangkung, maka ketahanan pangan bisa terwujud dengan nyata," ungkap Dhany, Sabtu (23/2/2025).
Dhany juga mengajak masyarakat untuk lebih fokus mendukung program pemerintah daripada terjebak dalam perpecahan dan konflik sosial. Menurutnya, kerja sama dan gotong royong menjadi kunci utama menuju Indonesia yang lebih maju.
"Daripada saling caci maki dan berseteru, lebih baik kita bersama-sama mendukung program Pak Prabowo dan Mas Gibran demi Indonesia Emas 2045. Begitu pula dengan pemerintahan Mas Arief Rohman dan Budhe Rini di Blora, mari kita sukseskan tanpa gejolak dan persekusi," tegasnya.
Sebagai petani muda, Dhany juga mengingatkan pentingnya pertanian sehat dengan pemanfaatan pupuk organik atau kompos, yang lebih hemat dibanding pupuk kimia. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya mengurangi biaya produksi tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan.
Di lapangan, sejumlah petani mulai beralih ke metode pertanian modern seperti hidroponik dan aeroponik. Cara ini memungkinkan mereka bercocok tanam dengan lahan terbatas, tetapi tetap menghasilkan panen berkualitas tinggi.
Sementara itu, data Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa produksi beras nasional masih mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun, ancaman krisis pangan global membuat Indonesia perlu meningkatkan cadangan pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi dalam pertanian, diharapkan ketahanan pangan di Indonesia dapat semakin kuat, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen pangan yang mandiri.(Agung)